jutaan orang pergi ke luar negeri, karena negerinya tak bisa memberikan apa yang diharapkannya: pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. jutaan orang indonesia terbang seperti burung merpati patah hati, patah semangatnya akibat ketidakadilan yang terjadi di negerinya, sedangkan di depan mata kita yang kaya makin kaya dengan harta hasil koneksinya, dan yang miskin berputar-putar frustasi di lingkungan serba kekurangan.
jutaan orang setiap 5 tahun sekali dibujuk janji-janji politisi, yang menjanjikan masa depan lebih baik, tapi nyatanya janji itu cuma pepesan kosong, janji bulan madu pemilu selalu bau kebohongan. politisi busuk memamerkan kebusukannya dengan menghamburkan uang negara, dan rakyat miskin dibiarkan mati di dalam lumbung padi.
indonesia yang alamnya kaya raya ini hanya dinikmati segelintir orang di dalam lingkaran kekuasaan, merekalah yang bertanggung jawab atas kematian marsinah, ruyati dan jutaan orang yang tiap hari diperbudak oleh orang asing. harga diri bangsa hanya seharga selembar kertas bernama paspor tanpa kehormatan. penderitaan bangsa budak memang menyakitkan, di abad ke 21 ini ternyata kita masih jadi bangsa kuli yang dihina bangsa asing secara membabi buta.
tak ada gunanya bapak berpidato di depan kongres buruh sedunia, tak ada gunanya tepuk tangan basa basi yang dibangga-banggakan itu, karena bangsa kita masih jadi budak belian yang dijual oleh pemerintahnya sendiri!
hanya rakyat yang kritis dan sadar akan harga dirinya akan melawan semua ketidakadilan yang menindasnya.
amsterdam, 25 juni 2011
Selasa, 29 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar