Seorang anak mencari ibunya.
Ibu, kata anak itu, di mana kamu?
Malam berpacu.
Angin dingin.
Kabut bekuasa.
Agak berjauhan,
di balik bilik,
dengan bir di tangan,
anak ibu itu mengangkang:
Mari arungi dunia, bersama dusta.
Satu setan melayang, bersama angin.
Menjatuhkan kabar ke anak itu,
di mana gerangan sang ibu.
Anak itu beringsut.
Hatinya menyala.
Tangannya menggenggam belati.
Ia berjalan.
Ia terus berjalan.
Jalan sepi.
Sepi sendiri, memancing dalam hati.
Lalu, dengan paksa, pintu terbuka:
Wanita dan lelaki bugil itu, di puncak nafsu, mendengus takut.
Meraih selimut.
Anakku…
Ibu…
Anu, ayahmu…
Aku mengerti.
Kalem, kata anak itu,
membenamkan belati, berkali-kali.
***
Selasa, 29 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar